Jumat, 21 September 2012

BUKU


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  ............................................................................................i
DAFTAR ISI  ..........................................................................................................ii
BAB I
KONDISI FISIK WILAYAH GEOGRAFIS DENGAN AKTIVITAS PENDUDUK ........................................................................................................1
A.    BENTUK-BENTUK DATARAN ..................................................................1
B.     HUBUNGAN KONDISI FISIK DENGAN AKTIVITAS PENDUDUK ......4
C.     HUBUNGAN KONDISI GEOGRAFIS DENGAN TRANSPORTASI ........5
BAB II
PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN ...............................................................................................9
A.    PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA ......................10
B.     UNSUR-UNSUR DINAMIKA PENDUDUK .............................................12
C.     DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN .............20
D.    UPAYA PENGENDALIAN AKIBAT DAMPAK KEPENDUDUKAN..21

BAB III
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN...........................................................................................24
A.    PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP.....................................................25
B.     UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN HIDUP .................................................27
C.     ARTI PENTINGNYA LINGKUNGAN BAGI KEHIDUPAN..................30
D.    KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP .................................................. 32
E.     UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP ....................................40
F.      PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ....................................................41
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................45

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat dan nikmatnya saya dapat menyelesaikan tugas editor Buku pada mata kuliah Pengembangan Media Pembelajatan Geografi ini dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Djoko selaku dosen Pengembangan Media Pembelajaran Geografi yang senantiasa membimbing saya dalam mengerjakan tugas editor buku ini.
            Tugas Editor buku ini merupakan tugas yang menarik karena mahasiswa dibiarkan mengembangkan kreasi dan ketrampilan dalam mengedit buku sesuai dengan yang mereka inginkan tanpa harus mengubah isi pada buku ini. Untuk itu didalam pengeditan buku ini saya bertujuan untuk mengubah atau meringkas buku dengan format di dalam word tanpa harus mengubah isi buku. Dengan demikian saya harapkan pembaca tidak mengalami kejenuhan pada saat membacanya dan pembaca juga tidak direpotkan untuk membawa buku ini. Saya akan mengatur ukuran yang sesuai untuk buku pegangan atau buku saku. Hal ini sangat berguna bagi pembaca yang hendak membaca buku ini dimanapun yang mereka harapkan karena hanya membawa buku kecil.
              Saya menyadari bahwa buku ini belumlah sempurna sehingga kritik dan saran diharapkan untuk perbaikan makalah saya. Dan adanya perbaikan yang berulang-ulang menjadikan buku ini lebih baik, mudah dipahami bagi semua pembaca dan diri saya sendiri, sehingga buku ini diterbitkan dengan kesempurnaan. Selebihnya apabila ada kesalahan didalam buku ini, sepenuhnya bukan tanggung jawab editor, melainkan tanggung jawab pengarang. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.




Editor


BAB I
 


KONDISI FISIK WILAYAH
GEOGRAFIS DENGAN AKTIVITAS
PENDUDUK



Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan aktivitas manusianya. Masih ingatkah kalian bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Satu ciri utama kajian geografi adalah mengkaji saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi. Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya. Dalam bab ini kita akan membahas kondisi fisik geografis dengan aktivitas penduduk.

A. BENTUK-BENTUK DATARAN
Coba kamu ingat kembali materi pada bab I tentang keragaman bentuk-bentuk muka bumi? Ternyata di Indonesia ini memiliki bentang alam atau bentuk permukaan bumi yang ada di daratan berbeda-beda. Ada yang disebut dataran tinggi, ada yang disebut dataran rendah, dan ada yang disebut pantai.
Agar lebih memperdalam penguasaan materi dalam bab ini, coba kalian cermati uraian bentuk-bentuk dataran berikut contohnya di bawah ini.
1. Wilayah Dataran tinggi
Dataran Tinggi adalah bentuk muka bumi yang relatif datar yang letaknya di daerah yang tinggi, yaitu memiliki ketinggian antara 700-800 meter diatas permukaan laut. (Gambar 1.1) Ciri-ciri daerah ini beriklim sejuk, area pertaniannya dibuat berteras,cadangan air cukup.
2. Wilayah Pegunungan
Pegunungan merupakan deretan atau rangkaian gunung yang menjulang tinggi dibandingkan daerah sekitarnya. Pegunungan memiliki ketinggian lebih dari 500 m di atas permukaan laut. (Gambar 1.2) Ciri-cirinya adalah cadangan air tanah yang tersedia sedikit, topografi bergelombang.
3. Wilayah Dataran Rendah
Dataran rendah adalah bentuk muka bumi yang relatif datar dan letaknya di daerah yang rendah memiliki ketinggian kurang dari 600 meter di atas permukaan laut. Ciri-cirinya daerahnya datar, ketersediaan air cukup. (Gambar 1.3)
4. Wilayah Dataran Pantai
Daerah pantai adalah daerah yang letaknya ditepi laut dimana sejauh air pasang masih bisa mencapai daratan. (Gambar 1.4) Dariuraian di atas tentunya kalian akan memahami, saat ini kamu bertempat tinggal dimana? Di dataran tinggi? Di dataran rendah? Ataukah kalian berdomisili di daerah pantai? Jadi menurut pendapat kalian apa yang dimaksud dengan dataran tinggi, dataran rendah, atau daerah pantai itu? Berikan contoh di daaerah kalian!

TUGAS INDIVIDU



B. HUBUNGAN KONDISI FISIK DENGAN AKTIVITAS PENDUDUK

Ternyata lingkungan fisik tempat hidup manusia di permukaan bumi ini berbedabeda. Ada wilayah yang bergunung dan berbukit, tanahnya kurang subur, iklimya tidak nyaman. Kondisi yang demikian akan menyulitkan penduduknya, baik di bidang ekonomi maupun transportasi. Sebaliknya ada pula wilyah permukaan bumi yang topografinya landai, iklimnya nyaman, curah hujan cukup, tanahnya subur. Bagi daerah yang subur, topografinya landai cukup sumber air iklimnya nyaman, menjadi pusat akumulasi penduduk untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya cenderung dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya, walaupun tidak sepenuhnya mutlak. Konsentrasi penduduk cenderung terjadi pada daerah-daerah yang topografi datar, tanahnya subur, dekat dengan sumber air, dan iklimnya sejuk. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia mampu mengurangi pengaruh lingkungan alamnya, karena ada faktorfaktor endogen dalam diri manusia yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai kesulitan. Hubungan aktivitas penduduk yang berkaitan dengan kondisi fisik dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Aktivitas penduduk di wilayah dataran tinggi
Aktivitas penduduk karena daerah ini beriklim sejuk. Di dataran tinggi kegiatan ekonomi penduduk cenderung ke bidang pertanian lahan kering. Ladang pertanian yang dibudidayakan adalah hortikultura antara lain, sayur-sayuran, buahbuahan, dan tanaman hias. (Gambar1. 5)
2 . Aktivitas penduduk di wilayah pegunungan
Disamping dimanfaatkan sebagai areal hutan, wilayah pegunungan banyak dibudidayakan perkebunan, seperti kina,karet dan teh. Penduduk yang bermukim di daerah pegunungan sebagian ada yang bekerja sebagai buruh perkebunan (Gambar 1.6)
3. Aktivitas penduduk di wilayah dataran rendah
Dataran randah merupakan daerah tempat untuk konsentrasi penduduk, karena itu daerah dataran rendah sangat cocok untuk pemukiman penduduk dengan pola konsentris. Aktivitas penduduk terdiri atas berbagai jenis, mulai dari pertanian, perikanan tambak, (Gambar 1.7) Bidang pertanian, perkebunan dan perikanan bisa dikembangkan karena tersedianya air yang cukup, disamping iklimnya yang menunjang untuk pertumbuhan tanaman dataran rendah. Disamping itu bidang industri (Gambar 1.8) dan jasa di dataran rendah dapat berkembang secara optimal,hal ini bisa terjadi karena ditunjang oleh adanya sara dan prasarana berupa transportasi jalan raya dan jalan kereta api, pusat pertokoan dan perdagangan serta pendidikan.



4. Aktivitas penduduk di wilayah pantai
Penduduk yang bertempat tinggal di pantai tidak selalu bermata pencaharian sebagai nelayan. Hal ini tergantung pada kondisi pantainya, jika pantainya curam dan terjal tentu saja akan mencari jalan lain, misalnya sebagai petani, atau sebagai pencari sarang burung walet, seperti misalnya di pantai Karangbolong Gombong. Mengapa demikian karena pada pantai yang tebingnya terjal menyulitkan dipakai sebagai pelabuhan ikan. Tetapi jika pantainya landai justru mata
pencahariannya sebagai nelayan menangkap ikan, (Gambar 1.9) karena pantai yang landai, gelombang laut tidak terlalu besar, baik untuk dijadikan dermaga tempat berlabuhnya kapal-kapal motor para nelayan.

TUGAS KELOMPOK
C. HUBUNGAN KONDISI GEOGRAFIS DENGAN TRANSPORTASI

Kegiatan transportasi memiliki hubungan erat dengan kondisi fisik suatu daerah dan kegiatan ekonomi suatu daerah. Pada daerah dataran tinggi ongkos transportasi relatif mahal karena medan yang berbukit, tanjakkan dan banyak berbelok-belok, berpengaruh terhadap pemakaian bahan bakar. Tidak jarang pada daerah berbukit dan bergunung seperti di Irian Jaya transportasi untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lain tidak lewat daratan, tetapi lebih banyak menggunakan pesawat terbang. Berbeda dengan di dataran rendah, sarana jalan yang datar dan tidak ada tanjakan, ongkos transportasi relatif lebih murah, dan berpengaruh terhadap kebutuhan ekonomi penduduk. Bagaimana halnya untuk wilayah laut? Indonesia memiliki wilayah yang beragam yang terdiri dari berbagai pulau yang menjadi kendala yang perlu disikapi dalam kaitannya dengan sarana dan prasarana transportasinya. Jenis sarana transportasi yang ada di Indonesia masih ada yang bersifat dominan dan berbedabeda.
a. Di Pulau Jawa
Sarana transportasi sungai di Jawa dewasa ini sudah tidak banyak digunakan, karena sungaisungai di Jawa relatif pendek-pendek. Disamping itu di Jawa sudah dikembangkan teransportasi darat, karena prasarana angkutan darat sudah maju dibanding pulau-pulau lain, seperti jalan raya, jalan tol, (Gambar 1.10) jalan kereta api. Demikian pula sarana transportasi udara di Pulau Jawa sudah berkembang sebagai alternatif dari transportasi darat.
b. Di Pulau Sumatra
Di wilayah timur Sumatera yang berawa-rawa dan memiliki banyak sungai-sungai panjang dikembangkan alat angkutan air berupa perahu dan sampan.Untuk tranportasi antar pulau-pulau kecil digunakan speedboad dan jet foil. (Gambar 8.11) Jadi alat transportasi yang dominan adalah angkutan sungai.
c. Di Pulau Kalimantan
Kondisi geografis Pulau Kalimantan memiliki banyak sungai-sungai besar, dan panjang-panjang. Pembangunan jalan raya antar provinsi belum berkembang. Oleh karena itu sesuai dengan kondisi fisiknya, maka prasaran transportasi yang berkembang di sana adalah sungai, alat transportasi yang dominan perahu dan sampan.(Gambar 1.12)
d. Di Pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Transportasi yang dikembangkan di Sulawesi sesuai dengan kondisi fisiknya demikian juga yang ada di Papua dan Maluku. Dominan menggunakan pelayaran pantai dan feri. (Gambar 1.13)


TUGAS KELOMPOK
LATIHAN


A. Pilihlah jawaban yang paling benar, dengan memberi tanda silang (x) pada huruf didepannya.
1. Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada,
a. Kondisi lingkungan fisik itu sendiri
b. kualitas manusianya.
c. Teknologi yang dimiliki
d. Kondisi lingkungan fisik dan kualitas manusianya
2. Keragaman bentuk muka bumi, didaratan ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan aktivitas manusianya, hal ini terbukti dengan:
a. Wilayah dataran tinggi, kegiatan ekonomi penduduk berupa pertanian sawah
b. Wilayah pegunungan, kegiatan ekonomi penduduk berupa perkebunan tebu
c. Wilayah dataran rendah, kegiatan ekonomi penduduk berupa perikanan laut
d. Wilayah pantai kegiatan ekonomi penduduk, tidak selalu berupa perikan laut
3. Wilayah dataran tinggi adalah bentuk muka bumi yang relatif datar yang letaknya didaerah yang tinggi, dengan ketinggian antara:
a. 600 – 800 m
b. 600 - 700 m
c. 700 - 800 m
d. 650 - 800 m
4. Kondisi geografis suatu daerah, ternyata erat hubungannya dengan Kegiatan transportasidaerah yang bersangkutan, terbukti:
a. Di pulau Jawa transportasi yang menghubungkan antar daerah di dominasi oleh prasarana angkutan sungai
b. Kondisi geografis Pulau Kalimantan memiliki banyak sungai-sungai besar, dan panjang-panjang, sehingga angkutan jalan raya antar propinsi sangat efektif
c.  Di wilayah timur Sumatera yang berawa-rawa dan memiliki banyak sungai-sungai panjang dikembangkan alat angkutan air berupa speedboad dan jet foil.
d. Transportasi yang dikembangkan di Sulawesi sesuai dengan kondisi fisiknya yang dominan menggunakan pelayaran pantai dan feri

B. Jawablah dengan singkat!
1. Tuliskan ciri-ciri wilayah dataran tinggi!
2. Mengapa aktivitas pertanian penduduk didataran rendah berbeda dengan di wilayah pegunungan?
3. Mengapa aktivitas pertanian di wilayah dataran tinggi, cenderung pada pertanian hortikultural?
4. Mengapa trasportasi di Sumatera bagian timur lebih dominan menggunakan alat transportasi sampan?

C. Isilah titik-titik pada tabel berikut dengan jawaban secara singkat dan jelas! Tuliskanjawabanmu pada kolom dalam tabel berikut:





BAB II
 

PERMASALAHAN PENDUDUK
DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PEMBANGUNAN

Setelah mempelajari bab ini diharapkan kalian mampu mengidentifikasi permasalahan penduduk, menjelaskan unsur-unsur dinamika penduduk, serta menjelaskan dampaknya terhadap pembangunan.
PETA KONSEP
KATA KUNCI : Masalah penduduk, dampak pembangunan

Jumlah penduduk Indonesia semakin tahun terus betambah. Pertambahan ini banyak menimbulkan masalah antara lain, semakin sempitnya lahan pertanian di pedesaan, terjadi pengangguran tak kentara.Di perkotaan akibat adanya penduduk  pindahan dari desa yang dikenal dengan urbanisasi kota semakin menjadi padat. Akibatnya fasilitas umum tidak terpenuhi, semakin padatnya daerah pemukiman   (Gambar 2.1), lapangan kerja semakin sulit karena banyak persaingan, timbulnya masalah-masalah sosial, seperti adanya perumahan kumuh, wanita tuna susila, gelandangan dan pengemis (Gepeng) , meningkatnya kejahatan, penjambretan, pencurian dsb. Coba kamu bayangkan bagaimana sulitnya orang hidup di kota besar, sulit memperolah pekerjaan (Gambar 2.2) , sulit memperoleh rumah yangmemadai?
A. PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA
Mari kita perhatikan perkembangan jumlah penduduk Indonesia pada Tabel berikut.
Tabel 2.1
Perkembangan Penduduk Indonesia 1961 – 2000 – 2007
Sumber: BPS dan ESCAP Population Data Sheet,2007
Menurut sensus penduduk yang telah dilaksanakan, jumlah penduduk Indonesia adalah 97,09 juta jiwa (1961), 119,21 juta jiwa (1971), 147,49 juta jiwa (1980), 179,29 juta jiwa (1990), dan 204,3 juta jiwa (1997). Dari jumlah tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Kita lihat berikutnya yaitu pertumbuhan penduduk, periode tahun 1961-1971 adalah 2,10%, 1971-1980 adalah 2,32%, 1980-1990 adalah 1,98% per tahun, dan 1990-2000 adalah 1,7%.
T u g a s  K e l o m p o k
Bagaimana jumlah penduduk tersebut bila kita bandingkan dengan negara-negara
lainnya?



Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Sepuluh Negara di Dunia
Sumber : World Population Data Sheet 2003.
Indonesia di antara negara-negara di ASEAN, menempati posisi ke berapa? Negara manakah yang paling sedikit penduduknya?

Tabel 2.3
Jumlah Penduduk di Wilayah Asean Tahun 2003













Sumber: World Population Data Sheet, 2003



Selanjutnya mari kita perhatikan Tabel 2. 4 tentang pertumbuhan penduduk. Meskipun angka pertumbuhan penduduk Indonesia menduduki urutan ke tujuh setelah Myanmar, namun karena jumlah penduduk yang besar maka pertumbuhan 1,7% masih tergolong tinggi. Coba diskusikan dengan teman-temanmu mengapa demikian?
Tabel 2.4
Pertumbuhan Penduduk Negara-negara di ASEAN
Sumber: World Population Data Sheet 2004
B. UNSUR-UNSUR DINAMIKA PENDUDUK
Mengapa jumlah penduduk Indonesia selalu berubah dari waktu ke waktu? Hal ini
disebabkan karena adanya peristiwa kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk, disebut dinamika penduduk. Jika jumlah kelahiran bayi lebih besar daripada jumlah kematian, maka jumlah penduduk akan bertambah. Bagimana sebaliknya, jika jumlah kelahiran bayi lebih sedikit daripada jumlah kematian? Perpindahan penduduk akan mempengaruhi jumlah penduduk suatu wilayah disebabkan oleh penduduk yang masuk atau keluar. Jika penduduk yang masuk lebih banyak daripada penduduk yang keluar, maka penduduk wilayah tersebut akan bertambah jumlahnya. Bagaimana sebaliknya jika penduduk yang keluar lebih banyak daripada penduduk yang masuk?
1. Tingkat Kelahiran
Tingkat kelahiran (fertilitas) adalah tingkat pertambahan jumlah anak atau tingkat kelahiran bayi pada suatu periode tertentu. Tingkat kelahiran bayi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu:
• Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR), adalah angka kelahiran yang menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu periode.
Contoh: Penduduk Indonesia pertengahan tahun 1980 = 147.000.000 jiwa, kelahiran 4.998.000 jiwa.
Berdasarkan kriteria, angka tersebut masih tergolong rendah, sebab untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kelahiran digunakan penggolongan sebagai berikut:
a. Angka kelahiran lebih dari 40 tergolong tinggi
b. Angka kelahiran 30 – 40 tergolong sedang
c. Angka kelahiran kurang dari 30 tergolong rendah
Tuliskan dengan kata-kata anda sendiri secara lengkap Crude Birth Rate adalah........... ........................................................................................................
• Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR), adalah angka yang menunjukkan jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita pada usia reproduksi atau melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 tahun.
General Fertility Rate (GFR) Angka Kelahiran Umum
Contoh:
Penduduk Makasar pertengahan tahu 1970 sebesar 4.546.942 orang. Kelahiran pada tahun 1970 = 182.880 orang bayi. Penduduk wanita berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun 1.165.680 orang
Tugas Kelompok
2. Tingkat Kematian
Tingkat kematian (mortalitas) merupakan pengurangan jumlah penduduk pada periode tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian. Tingkat kematian dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu:
• Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR), adalah angka yang menunjukkan ratarata kematian perseribu penduduk dalam satu tahun.
Contoh :
D = jumlah kematian pada tahun x
P = jumlah penduduk pada tahun x
K = 1000

Contoh: Kabupaten Luwuk tahun 1990 penduduknya 600.000. Kematian pada tahun itu 1500 Orang
• Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu perseribu penduduk dalam kelompok yang sama Age Specific Death Rate (ASDR) (Angka Kematian Berdasarkan Kelompok Umur Tertentu)
Di = jumlah kematian penduduk berumur
Pi = jumlah penduduk berumur i pada pertengahan tahun
k = 1000

Contoh: Penduduk Bima yang meninggal pada usian 60 - 64 tahun 2000 jumlahnya 1.000 Jumlah penduduk kelompok 60 – 64 = 100.000
• Tingkat Kematian Bayi (Infan Mortality Rate/IMR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya bayi yang meninggal dari setiap 1000 bayi yang lahir hidup. Rumus:
Dimana:
D0 = Jumlah kematian bayi pada tahun tertentu
B = Jumlah kelahiran
k = konstan (1000)

Contoh: Di Maluku tahun 2000 terdapat kematian bayi sebesar 225 jiwa. Jumlah kelahiran bayi pada tahun 2000 ada 3.594 jiwa. Berapa tingkat kematian bayi di daerah tersebut?
Jawab:
Artinya setiap 1000 orang bayi yang lahir hidup terdapat kematian bayi sebanyak 63 jiwa.
TUGAS KELOMPOK
TUGAS KELOMPOK
3. Kepadatan Penduduk Indonesia
Kepadatan penduduk berhubungan dengan persebarannya pada wilayah-wilayah tertentu. Hal tersebut karena kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk dibandingkan luas wilayah pada suatu tempat, yaitu jumlah penduduk tiap satu km2 atau tiap satu mil. Dengan demikian, ada daerah yang berpenduduk padat dan ada yang jarang.
TUGAS KELOMPOK


Bagi kamu yang tinggal di perkotaan terutama di pulau Jawa, hitung berapa luas wilayah RT dan juga berapa jumlah penduduk yang menghuninya, kemudian bandingkan dengan kepadatan penduduk Indonesia. Tidak sama bukan, lebih padatkah? Bagi kamu yang tinggal di pedesaan dan di luar pulau Jawa dan Bali, bagaimanakah kepadatannya jika dibandingkan dengan kepadatan penduduk Indonesia? Jadi apa yang menjadi permasalahan penduduk di Indonesia dalam hubungannnya dengan kepadatan? Coba sekarang perhatikan Tabel 2.5 bandingkan kepadatan antar pulau yang ada. Apakah penyebarannya merata di setiap wilayahnya? Bagaimana perbedaan kepadatan antara wilayah yang padat dengan yang jarang? Bagaimana kesimpulan yang dapat dijelaskan dari hasil analisismu di atas?



Tabel 2.5
Kepadatan Penduduk Indonesia Menurut Pulau
Sumber: Population Data Sheet 2003
Sekarang bandingkanlah dengan kepadatan di antara negara-negara ASEAN. Perhatikan Tabel 2.6 pada peringkat berapa kedudukan Indonesia di antara negara-negara ASEAN? Negara mana yang paling padat dan paling jarang penduduknya?
Tabel 2.6
Kepadatan Penduduk ASEAN Tahun 2003
Sumber: Population Data Sheet 2003
Ternyata, jika dibandingkan dengan luas wilayah yang ada, Indonesia tidak termasuk negara yang padat penduduknya, kepadatannya mencapai 290 orang per-mil2 atau 181 orang per-km2 (1 mil = 1,6 km). Bandingkanlah dengan negara lain di ASEAN, Indonesia berada pada urutan ke lima setelah Singapora, Filipina, Vietnam dan Thailand.
TUGAS KELOMPOK
4. Komposisi Penduduk Indonesia
Penduduk pada umumnya dapat dikelompokkan baik menurut umur, jenis kelamin, mata pencaharian maupun agama. Pengelompokkan demikian dinamakan komposisi penduduk.
Berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, keadaan penduduk suatu wilayah dapat dibedakan berdasarkan tiga kelompok berikut:
1. Kelompok ekspansif; menujukkan sebagian besar penduduknya berada pada kelompok umur paling muda. Hal ini disebabkan masih tingginya tingkat kelahiran suatu wilayah. Negara-negara seperti Indonesia, India, dan Kenya memliki bentuk piramida ekspansif. Di negara-negara tersebut kelompok usia muda lebih banyak dibandingkan dengan kelompok usia tua.
2. Kelompok kontraktif; menunjukkan jumlah penduduk pada kelompok usia paling muda mengalami penurunan. Hal ini disebabkan tingkat kelahiran dapat dikurangi sedemikian rupa, sehingga kelompok usia muda semakin berkurang. Negara yang memiliki bentuk piramida demikian antara lain adalah Amerika Serikat.
3. Kelompok stasioner; perbandingan umur hampir tidak ada. Jumlah kelompok umur muda, dewasa dan tua sama banyaknya. Hal ini disebabkan tingkat kelahiran pada negara yang bersangkutan rendah. Negara-negara di Eropa seperti Perancis, Jerman, dan Swedia memiliki bentuk piramida penduduk seperti ini.
TUGAS KELOMPOK
5. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) dan Angka Beban Ketergantungan
Rasio Jenis Kelamin merupakan perbandingan antara banyaknyanya penduduk laki-laki dengan perempuan pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk perempuan.
Angka beban ketergantungan merupakan perbandingan antara penduduk usia produktif dengan penduduk usia non produktif. Penduduk usia produktif adalah penduduk pada kelompok usia di mana ia dapat berpenghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, yaitu antara usia 15-64 tahun. Penduduk kelompok usia non-produktif adalah kelompok usia di mana ia tidak dapat berpenghasilan guna mencukupi kebutuhan hidupnya, yaitu kelompok usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun. Kehidupan mereka akan ditanggung oleh mereka yang berada pada kelompok usia produktif.
Jika tertulis angka beban ketergantungan suatu wilayah adalah 87, artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 87 orang penduduk usia non-produktif.
TUGAS KELOMPOK
TUGAS KELOMPOK
6. Angka Harapan Hidup
Angka harapan hidup (life expectancy) pada suatu wilayah adalah perkiraan sampai berapa lama penduduk wilayah tersebut dapat bertahan hidup. Angka harapan hidup yang digunakan biasanya adalah harapan hidup waktu lahir (life expectancy at birth) dan dinyatakan dengan tahun.
Angka harapan hidup penduduk Indonesia secara keseluruhan, sejak tahun 1967 telah mengalami peningkatan. Pada tahun 1967 angka harapan hidup penduduk Indonesia adalah 45,73 tahun dan pada tahun 1992 adalah 62,34 tahun. Jadi, selama periode tersebut telah terjadi kenaikan sebesar 16,61 tahun. Pada tahun 1997 angka harapan hidup diperkirakan meningkat lagi menjadi 64,25 tahun.
Tabel 2.7
Angka Harapan Hidup di Indonesia Tahun 1967-2003
Sumber: Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN
Warta Demografi, Th-25, No.2, 1995 Population Data Sheet 1997 dan 2003 Meskipun angka harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan yang cukup berarti, namun jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN, Indonesia memiliki angka harapan hidup relatif kecil, yaitu menduduki urutan ke tujuh.
TUGAS KELOMPOK
Tabel 2.8
Angka Harapan Hidup Pada Saat Lahir di ASEAN 1997 dan 2003
Sumber: World Population Data Sheet, 1997 dan 2003
TUGAS KELOMPOK
Tabel 2.9
Angka Harapan Hidup menurut Provinsi Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun
1971, 1980, 1990, dan 2000
Sumber: BPS 2001
C. DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN
Kondisi kependudukan Indonesia dewasa ini belum banyak menguntungkan bagi pelaksanaan pembangunan nasional. Tetapi justru menimbulkan fenomena kependudukan dalam bebagai kehidupan yakni ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan keamanan (Ipoleksosbudhankam).
Kebijakan dalam bidang pembangunan dewasa ini pada hakikatnya masih ditujukan kepada peningkatan kualitas hidup melalui sistem di luar kependudukan yang ditujukan untuk mempengaruhi sistem kependudukan. Tujuan pembagunan adalah meningkatkan kesejahteraan manusia dengan memanfaatkan sumberdaya alam lingkungannya. Pembangunan berkelanjutan tidak mengacu kepada kebutuhan sekarang saja. Namun terus dilaksanakan untu kmasa mendatang namun harus memperhatikan kelestarian sumberdaya alam yang ada, demi kepentingan generasi yang akan datang. Dampak permasalahan kependudukan dapat diidentifikasi sebagi berikut;
a.       Di daerah perkotaan terjadi penyempitan lahan akibat pembangunan industri dan perumahan.
b.      Terjadi kemerosotan lingkungan di beberapa wilayah akibat terjadinya pencemaran lingkungan dengan adanya pembangunan industri.
c.       Berubahnya fungsi lahan dari pertanian mejadi industri/perumahan. Hal ini meyebabkan pemilikan lahan semakin sempit, akibat adanya polarisasi pemilikan lahan pertanian dan pertambahan penduduk di perdesaan yang menyebabkan terjadinya pengangguran tidak kentara.
d.      Industrialisasi diperkotaan memacu adanya arus urbanisasi yang berpengaruh terhadap penghasilan di desa karena di desa kekurangan tenaga kerja.
e.       Krisis ekonomi dewasa ini memberikan dampak negatif terhadap kualitas penduduk. Jumlah penduduk miskin dewasa ini (Jawa Post, Desember 2007) mencapai 39 juta, dan pengangguran berjumlah 36 juta jiwa.
f.       Terjadinya perubahan struktur ekonomi di masyarakat dari kegiatan pertanian primer ke industri sekunder dan sektor jasa.
g.      Ketimpangan persebaran penduduk, pada daerah-daerah yang sulit dijangkau menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan
h.      Persebaran penduduk yang tidak merata ini menyebabkan pada daerah yang jarang penduduknya, kekayaan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya menjadi kurang termanfaatkan karena kekurangan sumber daya manusia untuk mengelolanya.
i.        Sebaliknya, pada daerah yang padat penduduknya, terjadi kelebihan sumberdaya manusia sehingga terjadi pengangguran, pemukiman kumuh, dan kemiskinan. Hal ini disebabkan, sumber daya alam di daerahnya sudah tidak dapat mendukung kehidupan penduduknya yang sudah melebihi kapasitas daya dukungnya.
D. UPAYA PENGENDALIAN AKIBAT DAMPAK KEPENDUDUKAN
1. Melaksanakan Program Keluarga Berencana
Dilakukan dengan cara memperkecil jumlah kelahiran melalui program keluarga berencana, menunda perkawinan usia muda, dan meningkatkan pendidikan. Jika keberhasilan yang telah dicapai Indonesia dipertahankan terus, pertumbuhan penduduk pada tahun 2025 nanti diharapkan dapat menjadi 0,56%.
2. Melaksanakan Program Transmigrasi
Upaya ini dilakukan melalui transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Upaya persebaran penduduk dengan cara transmigrasi telah dilakukan sejak pemerintahan kolonial, dinamakan kolonisasi. Pelaksanaan pemindahan pertama kali dilaksanakan pada tahun 1905, yaitu dari pulau jawa dengan tujuan Lampung. Sampai tahun 1921 jumlah penduduk yang berhasil dipindahkan mencapai 19.572 jiwa. Pada tahun 1927 penduduk yang berhasil dipindahkan dari Pulau Jawa sebanyak 24.000 jiwa dan pada tahuan 1941 berhasil memindahkan sebanyak 45.000 jiwa. Menyadari pentingnya upaya pemerataan dalam proses pembangunan, pemindahan penduduk dilakukan pula oleh pemerintah Indonesia, disebut transmigrasi. Transmigrasi merupakan pemindahan penduduk dari satu daerah yang padat penduduknya ke daerah yang masih jarang penduduknya. Transmigrasi pertama kali dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1951. Keberhasilan program ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah penduduk yang berhasil dipindahkan. Pada Pelita I tercatat 45.169 kepala keluarga (KK) dan pada Pelita II sebanyak 250.000 KK.
3. Pencegahan Arus Urbanisasi
Pencegahan arus urbanisasi dari desa ke kota, dilakukan upaya pemerataan pembangunan hingga pelosok, perbaikan sarana prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi pedesaan. Dengan demikian penduduk desa tidak berbondong-bondong pindah ke kota, karena desanya sudah menyediakan fasilitas untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
4. Meningkatkan Kualitas Kependudukan
Peningkatan kualitas penduduk dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut;
a.       Untuk mengatasi permasalahan di bidang kesehatan, dilakukan penyusunan pedoman gizi, yang dapat dicapai oleh penduduk. Selain itu, dibangun pula fasilitas kesehatan berapa rumah sakit dan puskesmas, serta jumlah dokter dan perawat yang ditambah dan disebarkan ke seluruh pelosok tanah air.
b.      Untuk mengurangi murid putus sekolah, diadakan kelompok belajar paket dan sekolah terbuka supaya sekolah tersebut tidak mengganggu kegiatan lainnya. Selain itu, dilakukan pula program wajib belajar sembilan tahun, program orang tua asuh, serta pemberian beasiswa bagi murid yang kurang mampu.
c.       Untuk mengatasi kesenjangan sosial, diupayakan melalui program pengentasan kemiskinan atau peningkatan keterampilan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
TUGAS KELOMPOK
LATIHAN
A. Pilihlah jawaban yang paling benar, dengan memberi tanda silang (x)pada huruf didepannya!
1. Jumlah penduduk Indonesia terus bertambah setiap tahunnya. Rumus untukmenghitung pertumbuhan penduduk alami adalah;
a. Pi = P + ( L – M)
b. Po = Pi + ( L – M)
c. P = Po + (L – M)
d. Pi = Po + (L – M )
2. Tingkat kelahiran adalah tingkat pertambahan jumlah anak atau tingkat kelahiran bayi pada sustu periode tertentu. CBR suatu daerah tertulis sebesar 35, artinya, bahwa;
a. Setiap 100.000 orang penduduk dalam waktu satu tahun terdapat 35 bayi lahir hidup
b. Setiap 10.000 orang penduduk dalam waktu satu tahun terdapat 35 bayi lahir hidup
c. Setiap 100 orang penduduk dalam waktu satu tahun terdapat 35 bayi lahir hidup
d. Setiap 1000 orang penduduk dalam waktu satu tahun terdapat 35 bayi lahir hidup
3. Kepadatan penduduk di pulau Sulawesi tahun 2000 adalah sebesar 73, artinya bahwa;
a. Setiap 100 Km2 terdapat jumlah penduduk 73 orang
b. Setiap 10000 m2 terdapat jumlah penduduk 73 orang
c. Setiap 1000 Km2 terdapat jumlah penduduk 73 orang
d. Setiap 1 Km2 terdapat jumlah penduduk 73 orang
4. Piramida penduduk Indonesia termasuk kelompok piramida penduduk muda, sebab;
a. Dasar piramidanya lebih pendek dibanding bagian atasnya
b. Dasar piramidanya sama panjang dibanding bagian atasnya
c. Bagian tengah piramidanya lebih panjang dibanding dasarnya
d. Dasar piramidanya lebih panjang dibanding bagian atasnya
5. Beban ketergantungan di Nusa Tenggara Barat adalah 87, artinya bahwa;
a. Setiap 10.000 orang penduduk usia produktif menanggung 87 orang penduduk usia non produktif
b. Setiap 100.000 orang penduduk usia produktif menanggung 87 orang penduduk usia non produktif
c. Setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung 87 orang penduduk usia non produktif
d. Setiap 1000 orang penduduk usia produktif menanggung 87 orang penduduk usia non produktif
B. Jawablah dengan singkat!
1. Penduduk Sidoarjo pada tahun 2000 berjumlah 3.250.000 orang. Kelahiran bayi pada tahun itu = 130.255 orang bayi. Penduduk wanita berumur 15 – 49 tahun pada pertengahan tahun 2000 = 925.255 orang.
Berapa GFRnya = ....................
2. Berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin penduduk suatu negara dapat dikelompokkan atas ;
a....................................... b. ........................................
c. ......................................
3. Jelaskan mengapa angka harapan hidup tiap-tiap provinsi berbeda-beda?
4. Mengapa transmigrasi merupakan pilihan kebijaksanaan kependudukan bagi pemerintah?
5. Upaya apa yang dapat mencegah urbanisasi di kota-kota besar?
C. Isilah titik-titik pada tabel berikut dengan jawaban secara singkat dan jelas!
Tuliskan jawabanmu pada kolom dalan tabel berikut:




BAB III
 

LINGKUNGAN HIDUP DAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Lingkungan hidup merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari interaksi antara makhluk dengan lingkungannya. Fenomena lingkungan alam bisa berubah karena campur tangan manusia. Manusia mejadi salah satu faktor yang dominan dan paling banyak menimbulkan kerusakan lingkungan. Peristiwa tengelamnya 117 di 14 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro 31 Desember 2007, dan banjir bandang yang menimpa kota Situbondo 10 Februari 2008 merupakan kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab, perhatikan gambar 3.1 dan 3.2
Coba kalian renungkan bagaimana kalau hal ini menimpa dirimu dan keluargamu dalam bab ini kita akan membahas masalah lingkungan hidup, kerusakan lingkungan, dan penanggulangannya serta pembangunan berkelanjutan.

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP
Selain manusia, bumi kita ini diisi oleh sejumlah makhluk hidup lainnya dan bendabenda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan, hewan dan jasad renik, sedangkan benda-benda mati yang dimaksud antara lain udara, air, dan tanah. Mereka berhubungan dan beradaptasi satu sama lain membentuk satu sistem yang dinamakan ekosistem. Manusia merupakan salah satu anggota di dalamnya yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungan yang terdapat dalam sistem tersebut. Inilah gambaran lingkungan hidup yang terdapat di bumi kita. Jadi apakah yang sebenarnya lingkungan hidup tersebut?
Ditinjau dari fungsinya, ekosistem terdiri dari dua komponen, yaitu:
a. Komponen Autotrofik; yaitu makhluk hidup yang mampu menyediakan makanan sendiri dan dapat mengubah sendiri zat-zat anorganik menjadi zat organik dengan bantuan sinar matahari dan hijau daun atau chlorofil. Contoh komponen ini adalah rumput, gandum, padi dan jagung.
b. Komponen Heterotrofik; yaitu makhluk hidup memanfaatkan bahan-bahan organik yang telah tersedia sebagai bahan makanannya, karena ia tidak dapat membuat makanan sendiri. Contohnya adalah manusia, binatang, dan jasad renik.
Ditinjau dari segi penyusunannya, ekosistem terdiri atas empat komponen yaitu:
a. Produsen; adalah makhluk hidup autotrofik yaitu tumbuhan yang berhijau daun yang mampu membentuk zat organik sebagai bahan makanan melalui proses fotosintesis.
b. Konsumen; adalah makhluk hidup heterotrofik yang tidak mampu membuat makanan sendiri atau dengan kata lain tergantung pada makhluk hidup yang lain, contohnya manusia dan binatang.
c. Pengurai disebut juga dekomposer adalah makhluk hidup tingkat rendah (mikroorganisme) heterotrofik yang menguraikan bahan organik dari makhluk hidup yang telah mati menjadi bahan anorganik, contohnya adalah jasad renik dan bakteri pengurai.
d. Abiotik yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, dan udara komponen ini adalah benda mati yang dapat mendukung kehidupan makhluk untuk kelangsungan hidupnya.

TUGAS KELOMPOK
B. UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN HIDUP
Unsur –unsur lingkungan hidup dapat diperhatikan pada skema 3.3 berikut:
1. Unsur Fisik
Unsur fisik yang terdapat dalam lingkungan hidup terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, senyawa kimia dan sebagainya. Fungsi dari unsur fisik dalam lingkungan hidup adalah sebagai media untuk berlangsungnya kehidupan. Sebagai contoh, air diperlukan oleh semua makhluk hidup untuk mengalirkan zat-zat makanan, dan matahari merupakan energi utama untuk bergerak atau berubah. Jika unsur ini tidak ada, maka semua kehidupan yang terdapat di muka bumi ini akan terhenti. Jadi makhluk hidup sangat tergantung dari keberadaan unsur fisik tersebut.
Tanah merupakan unsur fisik lingkungan yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Hubungan makhluk hidup dengan tanah sangatlah erat, karena mereka berasal dan hidup dari dan di atas tanah. Kelangsungan hidup manusia di antaranya tergantung dari tanah dan sebaliknya tanah pun memerlukan perlindungan manusia untuk keberlanjutannya sebagai tanah yang memiliki fungsi. Jenis tanah berbeda-beda tergantung tempat di mana tanah itu berada. Tanah-tanah di daerah tropik tentu saja berbeda dengan tanah yang berada di daerah sub tropis atau kutub. Lapisan tanah teratas pada suatu penampang tanah biasanya mengandung banyak organik dan berwarna gelap karena akumulasi bahan organik, perhatikan Gambar 3.4.
Lapisan tersebut merupakan lapisan utama. Lapisan berikutnya dikenal sebagai lapisan bawah yang juga dipengaruhi oleh iklim tetapi tidak seintensif yang dialami lapisan utama dan mengandung sedikit bahan organik. Pengolahan, pengapuran dan pemupukan merupakan tindakan-tindakan tehadap lapisan utama.
Air merupakan sumber penghidupan bagi manusia. Secara alamiah sumber-sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan mempunyai daya regenerasi yaitu selalu dalam sirkulasi dan lahir kembali mengikuti daur hidrologi. (Gambar 3.5)
Air selalu berada dalam daur hidrologi, sehingga jumlahnya relatif tetap. Air hujan yang turun ke bumi, sebagian meresap ke dalam tanah ada yang dihisap oleh akar tumbuh-tumbuhan dan ada pula yang melalui tanah dan batuan bergabung menjadi satu dengan air tanah.
Air permukaan dan air yang ada pada makhluk hidup menguap menjadi awan, yang apabila terkena dingin akan mengembun dan turun sebagai hujan.
Air di permukaan bumi kurang lebih sebanyak 1.360.000.000 km3 terdiri atas air asin sebanyak 1.322.600.000 (97,25%) dan tawar sebanyak 37.400.000 km3 (2,75%). Air asin tersebar di lautan dan air tawar tersebar sebagai air atmosfer (0,035%, air permukaan (1%), air tanah (23,97%), dan salju/es (75%). Kebutuhan manusia akan air menjadi sangat berarti jika dihubungkan dengan: (1) pertambahan penduduk, (2) kebutuhan pangan, (3) peningkatan industrialisasi, dan (4) perlindungan ekosistem terhadap teknologi. Umumnya air digunakan manusia untuk keperluan domestik, pertanian, industri, perikanan, pembangkit listrik tenaga air, navigasi, dan rekreasi.
Udara merupakan sumber kehidupan yang utama bagi semua makhluk hidup tentunya kita sudah mengetahuinya. Namun, tahukah nilai guna yang lain dari udara? Sekarang kita diskusikan bersama-sama, jika kita bepergian dari Balikpapan menuju Denpasar selain melalui laut melalui apakah? Jika kita melakukan percakapan jarak jauh dengan telepon, mendengarkan lagu melalui radio dan menonton sinetron melalui TV, melalui apakah gelombang suara dan gambar tersebut dirambatkan? Bumi kita terbungkus oleh gas yang secara keseluruhan di sebut atmosfer. Atmosfer terdiri atas berbagai macam gas, antara lain nitrogen, oksigen, karbondioksida, uap air, dan lain-lain. Nitrogen dan oksigen menempati hampir 99% dari seluruh gas yang ada. Tebal atmosfer sekitar 90 km yang tersusun dari lapisan-lapisan troposfer, stratofer, meosfer, dan termosfer. Untuk lebih jelas dapat kita simak gambar berikut.

2. Unsur Hayati
Unsur hayati dalam lingkungan hidup ini terdiri atas semua makhluk hidup yang terdapat di bumi, mulai dari tingkatan rendah sampai ke tingkat tinggi, dari bentuk yang paling kecil hingga yang paling besar. Sebagai contohnya adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik. Unsur hayati inilah yang saling berhubungan sehingga membentuk jalinan mulai dari yang sederhana hingga ke yang sangat rumit.
Dalam organisasi makhluk hidup, unsur hayati memiliki tingkatan, yaitu:
a. Protoplasma; merupakan zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organik yang kompleks, contohnya adalah lemak dan protein.
b. Sel; merupakan satuan dasar organisme dan terdiri atas protoplasma dan inti yang terkandung dalam membran (pemisah).
c. Jaringan; merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama, contohnya adalah jaringan otot dan jaringan otak.
d. Organ; adalah bagian dari suatu organisme yang mempunyai fungsi tertentu, misalnya pada manusia dan hewan adalah kaki, tangan, mata, dan telinga, sedangkan pada tumbuhan contohnya adalah daun, akar, bunga, dan buah.
e. Sistem organ; adalah kerjasama antara struktural dan fungsional yang harmonis, contohnya antara lain kerjasama antara mata dan telinga, mata dan tangan, telinga dan tangan, dan sebagainya.
f. Organisma; adalah suatu benda hidup, jasad hidup atau mahkluk hidup contohnya adalah manusia, binatang, dan tumbuhan.
g. Populasi; merupakan kelompok organisma yang sejenis yang hidup dan berkembang biak pada suatu daerah tertentu, contohnya populasi manusia, populasi badak dan populasi komodo.
h. Komunitas; merupakan kumpulan dari bebrbagai jenis yang menempati suatu daerah tertentu.
Dalam jaringan makanan, unsur hayati memiliki tingkatan mulai dari produsen sampai dengan konsumen tingkat tinggi sebagaimana yang terurai dalam susunan ekosistem, berikut ini:
a.  Produsen, merupakan organisma autotrofik yang mengolah makanan sendiri melalui tumbuhan berkhlorofil (butiran hijau) dengan bantuan sinar matahari dan bahan anorganik. Kelompok produsen ini adalah tumbuh-tumbuhan .
b. Konsumen, merupakan organisma yang tidak dapat mengolah makanan sendiri melainkan tergantung kepada organisma lainnya. Konsumen tingkat pertama adalah organisma pemakan tumbuhan. Kemudian, konsumen tingkat selanjutnya adalah organisma yang memangsa organisma lainnya sebagai predator dan seterusnya sampai dengan tingkat tertinggi.
c. Pengurai, adalah organisma yang hidup dengan cara menguraikan bahan organik yang berasal dari jasad organisma mati. Contohnya adalah bakteri dan jamur.




3. Unsur Budaya
Di samping lingkungan fisik alamiah, manusia memiliki lingkungan lain sebagai corak pelengkap yang disebut sebagai lingkungan budaya. Lingkungan budaya merupakan abstraksi yang berwujud nilai, norma, gagasan, dan konsep dalam memahami dan menginterpretsikan lingkungan. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia disebut sebagai makhluk yang bebas lingkungan, karena secara kodrati kondisi fisikal manusia tidak dapat beradaptasi dengan segera dan memanfaatkan lingkungan secara langsung dan pasti berdasarkan kebutuhan manusia.
Unsur budaya dalam lingkungan hidup adalah sitem nilai, gagasan, keyakinan yang dimiliki manusia dalam menentukan perilakunya sebagai makhluk sosial (masyarakat). Unsur budaya ini dikembangkan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok dan mempermudah hidup. Sebagai contoh, untuk melawan dinginnya udara, maka manusia menciptakan baju untuk melapisi badan dan sumber penghangat lainnya. Selain itu, untuk mempercepat produksi maka diciptakan mesin. Unsur budaya dalam lingkungan hidup merupakan faktor yang dapat menentukan keseimbangan tatanan lingkungan di mana manusia merupakan
pemegang kendali.
Lingkungan yang telah mendapat dominasi dari intervensi manusia biasa dikenal dengan lingkungan binaan dan lingkungan budaya (bentang budaya). Kehadiran lingkungan budaya ini dapat menjadi potensi ganggunan bagi keseimbangan, keselarasan dan kelestarian yang semula terdapat dalam lingkungan alam. Dalam membangun lingkungan, manusia selalu berorientasi pada kebutuhan dan kepentingannya. Kebutuhan manusia secara alamiah terdapat pada lingkungan. Kebutuhan tersebut biasanya bertingkat-tingkat seperti kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Sementara itu, menurut Maslow (1970(, kebutuhan manusia bertingkat bertingkat secara hierarkis mulai dari kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan sampai pada kebutuhan aktualisasi diri.
Segala bentuk dan ragam serta hierarkis kebutuhan manusia tersedia dan dapat disediakan pada lingkungan, baik melalui sumberdaya alam maupun penyediaan sarana dan prasarana melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

TUGA SKELOMPOK

C. ARTI PENTINGNYA LINGKUNGAN BAGI KEHIDUPAN
1. Wahana Bagi Keberlanjutan Kehidupan
Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya makhluk hidup yang membentuk suatu jaringan kehidupan. Di dalamnya terdapat berbagai siklus yang menunjang kehidupan seperti siklus energi, siklus air, dan siklus udara. Siklus-siklus ini merupakan sistem yang mengatur proses keberlanjutan kehidupan. Selain itu terdapat pula transfer makanan dari sumbernya melalui makhluk hidup secara berantai dengan cara makan memakan melalui rantai makanan. Jaringan
makanan tersebut merupakan pola hubungan rantai makanan yang berangkai:
Tanaman sebagai produsen merupakan tingkat yang paling rendah, kemudian hewan pemakan tanaman (herbivora), dan terakhir adalah hewan pemangsa hewan lainnya (karnivora). Terdapat dua tipe rantai makanan, yaitu:
a. Rantai makanan yang dimulai dari tanaman hijau – pemakan tanaman – pemakan daging.
b. Rantai makanan yang melalui materi makhluk hidup yang telah mati yaitu mikroorganisme pengurai.

2. Tempat Tinggal (Habitat)
Lingkungan merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup dari mulai tingkat rendah sampai ke tingkat yang tinggi. Masing-masing spesies membentuk kelompok, contohnya adalah manusia beserta sesamanya membentuk satu kelompok pada suatu daerah menjadi suatu masyarakat tertentu. Lingkungan yang nyaman dan aman merupakan tempat tinggal yang diperlukan oleh makhluk hidup, sehingga mereka dapat berinteraksi dan berkembang biak untuk meneruskan keturunnya. Terdapat tingkatan kelompok makhluk hidup yang hidup pada suatu wilayah, yaitu:
a.       Populasi, yaitu kelompok makhluk hidup yang sejenis yang hidup dan berkembang biak pada suatu daerah. Contohnya adalah populasi manusia, populasi badak, populasi burung, dan populasi banteng.(Gambar 3.6)
b.      Komunitas, yaitu semua populasi dari berbagai jenis yang menempati daerah atau kawasan tertentu. Contohnya populasi manusia, populasi kerbau, populasi burung dan populasi kambing yang hidup dan berkembang biak pada satu daerah membentuk komunitas.
c.       Ekosistem, merupakan tatanan kesatuan secara menyeluruh antara seluruh unsur lingkungan, tidak hanya komponen komunitas saja tetapi juga komponen non-hayati. Di antara komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain dan saling mempengaruhi membentuk suatu sistem dengan nama ekosistem.
Contohnya ekosistem laut, ekosistem sungai, ekosistem pesawahan, ekosistem pantai (Gambar 3.7)
d.      Biosfera, merupakan lapisan bumi tempat ekosistem berlangsung, kuran glebih 9000 m di atas permukaan bumi dan beberapa meter di bahwa permukaan tanah serta beberapa meter dibawah permukaan tanah, serta beberapa ribu meter dibawah permukaan laut.

Tempat Mencari Makan (Niche)
Oleh karena lingkungan hidup merupakan tempat tinggal makhluk hidup, maka selain nyaman dan aman mereka juga memerlukan makan bagi kelangsungan hidupnya. Jadi selain untuk tempat tinggal, lingkungan juga merupakan tempat untuk mencari makan bagi makhluk hidup. Ini karena lingkungan hidup itu sendiri telah menyediakan berbagai makanan yang dibutuhkan oleh makhluk termasuk manusia. Selain itu, lingkungan juga memiliki mekanisme bagi makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti yang dijelaskan pada pembahasan lingkungan sebagai wahana keberlanjutan lingkungan hidup, bahwa di antara makhluk hidup itu sendiri masing-masing memiliki jaringan makanan.
Contohnya:
(1) Tumbuhan membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari dan hijau daun, (2) Tikus memakan bulir-bulir padi di ladang, (4) Kelinci, kerbau, dan sapi memakan dedaunan dan rumput hijau, (5) Ular memangsa tikus di sawah, (6) Burung elang memangsa Kelinci, dan (7) Anjing hutan memangsa kelinci (Gambar3.8)
Jika salah satu rantai makanan terputus maka akan berakibat kelaparan dan kematian hewan yang lainnya. Contohnya, jika tumbuhan punah maka kambing, kerbau dan sapi akan mati, selanjutnya harimau akan mati. Dengan demikian, punahnya salah satu spesies akan berdampak pada musnahnya spesies-spesies yang lainnya pemangsa spesies itu, lebih lanjut akan merembet pada spesies yang lainnya sehingga terjadi kemusnahan berbagai jenis spesies.

D. Kerusakan Lingkungan Hidup
1. Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan Oleh Proses Alam
a) Letusan Gunung Api
Letusan gunung api merupakan salah satu aktivitas dari vulkanisme. Letusan gunung api ini merupakan gejala alam. Kita sebagai manusia tidak mampu membendung atau mencegahnya. Tentu saja akibat dari letusan ini dapat merusak lingkungan hidup.
Kerusakan tersebut antara lain:
1) Letusan gunung api melemparkan berbagai material padat yang terdapat di dalamnya seperti batuan, kerikil, dan pasir yang dapat menimpa perumahan, daerah pertanian, hutan, dan sebagainya.
2) Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan dapat menyebabkan terganggunya pernafasan juga pemandangan yang gelap. Di samping itu, timbunan abu yang tebal dapat menutupi areal pertanian dan perkebunan yang bisa mengurangi produksi.
3) Lava panas yang meleleh akan merusak bahkan mematikan apa saja yang dilaluinya. Setelah dingin, lava tersebut akan membeku menjadi batuan yang keras yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
4) Awan panas yang berhembus dengan kecepatan tinggi dan tidak terlihat mata, dapat menewaskan makhluk hidup yang dilaluinya.
5) Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai, sehingga ketika hujan turun menimbulkan banjir.
6) Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk di sekitar gunung api.
b) Gempa Bumi
Gempa merupakan sentakan lapisan bumi yang bersumber dari lapisan di sebelah dalam yang merambat ke permukaan bumi.Getaran bumi yang demikian hebat jika melanda daerah pemukiman penduduk yang padat akan menjadi bencana yang hebat. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, diantaranya adalah:
1.      Tanah di permukaan menjadi merekah, sehingga dapat menyebabkan jalan raya terputus.
2.      Akibat goncangan yang hebat maka dapat terjadi tanah longsor yang menimbun segala sesuatu di bawahnya.
3.      Gempa juga dapat mengakibatkan berbagai bangunan roboh.
4.      Akibat pengiring gempa dapat terjadi kebakaran karena sambungan pendek aliran listrik
5.      Dapat terjadi banjir sebagai akibat dari rusaknya tanggul bendungan sehingga tanggul tersebut bobol dan terjadi banjir.
6.      Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami, yaitu gelombang pasang di laut dan melanda daerah pantai.
c) Badai Siklon
Siklon adalah tekanan udara rendah berupa angin tipun atau badai, terdapat dua jenis siklon yaitu siklon di daerah lintang sedang dan siklon di daerah tropik. Kedua tipe siklon in di belahan bumi Utara bergerak berlawanan dengan jarum jam, sedangkan di belahan bumi Selatan searah dengan jarum jam. Kerusakan lingkungan tergantung dari lemah atau kuatnya kecepatan angin. Terdapat tiga tipe siklon, yaitu:
a.    Siklon gelombang di daerah lintang sedang dan lintang tinggi, bentuknya dari mulai yang lemah sampai yang kuat, sehingga sangat merusak lingkungan yang dilaluinya.
b.    Siklon tropik biasanya terjadi di permukaan laut, dengan kekuatan dari yang sedang sampai dengan yang sangat kuat.
c.    Tornado di Amerika Serikat, merupakan siklon yang hebat dari angin yang sangat kuat.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan Oleh Kegiatan Manusia
a) Kerusakan Hutan
Hutan merupakan paru-paru dunia yang dapat menyeimbangkan oksigen di udara yang dibutuhkan oleh manusia dan hewan. Selain itu, hutan merupakan tempat hidup dan sumber makanan bagi manusia dan hewan. Fungsi lain hutan adalah sebagai penadah air hujan sehingga dapat meresap ke dalam tanah. Secara rinci hutan dapat berfungsi sebagai berikut:
a.    produksi hasil hutan seperti kayu dan rotan;
b.    mengatur keberadaan air di muka bumi ini;
c.    mengatur kesuburan tanah;
d.   mempengaruhi unsur-unsur klimatologis seperti; hujan, suhu, panas matahari, angin dan kelembaban; dan
e.     penampung fauna dan flora bumi.
Namun demikian, karena hutan menjadi sumber utama kebutuhan manusia dan agak mudah didayagunakan oleh manusia maka hutan telah banyak mengalami kerusakan. Saat ini setiap satu menit sekitar 22 hektar hutan tropis di dunia musnah di antaranya sebagain hutan Sumatera dan Kalimantan. Sekarang kamu bisa menghitung berapa hektar yang rusak dalam satu jam, kemudian dalam satu hari, selanjutnya satu bulan bahkan satu tahun. Setiap  tahun sekitar enam juta hektar hutan berubah menjadi padang ilalang.. Dapat kita bayangkan jika perlakuan manusia terhadap hutan tidak berubah, maka dalam waktu yang tidak lama lagi kita tidak akan memiliki hutan. Bentuk kerusakan hutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia antara lain:
1.        Pemanfaatan sumber daya hutan secara berlebihan sebagai contoh adalah penebangan pepohonan di hutan untuk keperluan industri kertas, kayu bakar, peralatan rumah tangga, dan bahan bangunan.
2.        Pengalihan fungsi hutan menjadi lahan pertanian, pemukiman atau kegiatan pertambangan. Pengalihan fungsi ini dilakukan dengan cara menebang atau membakar pepohanan yang ada di hutan, sehingga akibatnya terjadi penyempitan lahan hutan.
Bagaimana akibatnya, jika hutan kita rusak atau bahkan musnah? (Gambar 3.10). Akibatyang akan diderita karena kerusakan hutan adalah sebagai berikut:
1.        Punahnya berbagai jenis hewan dan tumbuhan, sehingga menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati.
2.        Terjadi perubahan iklim karena pengaturan klimatologis seperti hujan, suhu, dan sinar matahari menjadi tidak lagi berfungsi.
3.        Terjadi kekeringan pada musim kemarau dan akan terjadi banjir pada musim hujan.
4.        Terjadi lahan kritis di mana tanah menjadi tidak subur, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.
b) Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah masuknya limbah hasil kegiatan manusia ke dalam suatu wilayah tertentu sehingga kualitas lingkungan wilayah tersebut menjadi berubah tidak sesuai lagi dengan peruntukannya. Sebagai contoh, peruntukan air sungai di antaranya untuk mandi, tetapi karena telah tercemar dan dapat menimbulkan penyakit seperti gatalgatal, maka tidak dapat lagi digunakan untuk mandi. Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan. Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampai ke tingkat tertentu atau tidak sesuai lagi dengan peruntukan sehingga tidak berfungsi.
Sementara itu, limbah adalah benda atau zat yang timbul dari hasil kegiatan manusia yang tidak digunakan lagi, sehingga dibuang. Limbah tersebut terbagi atas limbah padat, cair, dan gas.
a.      Pencemaran Akibat Limbah Padat
Limbah padat merupakan benda atau zat padat yang timbul dari kegiatan manusia yang dibuang karena tidak digunakan. Limbah padat ini biasanya kita kenal sebagai sampah. Jenis sampah yang ada antara lain adalah sampah rumah tangga, pasar, pertokoan, jalan, pabrik, rumah sakit, peternakan, pertanian, dan konstruksi. Akibat dari sampah yang berlebihan (Gambar 3.10) maka beberapa dampak yang akan timbul antara lain adalah:
1.    Tempat hidup dan berkembang biak binatang pembawa penyakit seperti lalat dan tikus.
2.    Mengandung bibit penyakit.
3.    Mengandung bahan kimia beracun yang membahayakan kesehatan.
4.    Dapat menyumbat aliran air.
5.    Menyebarkan bau yang tidak enak.
6.    Dapat merusak jembatan dan pipa air karena bersifat korosif.
b.      Pencemaran Air
Pencemaran air merupakan suatu konsentrasi pencemar tertentu di dalam air pada waktu cukup lama untuk dapat menimbulkan pengaruh tertentu. Jika pengaruh tersebut berhubungan dengan kesehatan manusia sehingga menimbulkan penyakit tertentu dinamakan kontaminasi. Jika pengaruh tersebut berhubungan dengan menjadi terbatasnya air yang tersedia dan memenuhi syarat untuk digunakan dinamakan pencemaran air. Hasil buangan yang masuk ke dalam air pada waktu dan jumlah tertentu dapat menimbulkan pencemaran. Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya persediaan air bersih yang memenuhi syarat, sehingga berpengaruh terhadap kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Kualitas air dapat diketahui melalui seperti di bawah ini:
1.      Secara fisik dapat diketahui dari warna, bau, temperatur, benda padat, minyak dan oli.
2.      Secara kimia dapat dilihat dari kandungan kimia baik organik maupun anorganik.
Dalam kaitan dengan kualitas air Keputusan Menteri KLH Nomor 2 Tahun 1988 telah menetapkan baku mutu air yang dijadikan standar , yaitu:
1.      Golongan A: air yang digunakan sebagai air minum tanpa memerlukan pengolahan terlebih dahulu.
2.      Golongan B: air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
3.      Golongan C: air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4.      Golongan D: air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat digunakan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik tenaga air.
Bagaimana pencemaran air dapat merugikan manusia? Diskusikan bagaimana dampak pencemaran air terhadap kehidupan manusia? Hikmah apa yang didapat dari deskripsi tentang pencemaran air tersebut? Bagaimana kita harus berperilaku dalam sehari-hari untuk menyelamatkan air dari pencemaran tersebut? Selamat berdiskusi!
c.       Pencemaran Udara
Pencemaran udara biasanya diakibatkan oleh buangan emisi atau bahan pencemar yang diakibatkan oleh proses produksi seperti buangan pabrik, (Gambar 3. 11) kendaraan bermotor, dan rumah tangga. Pencemaran udara ini berdampak padaantara lain:
1.    Efek Rumah Kaca Sinar matahari yang menembus permukaan bumi sebagian diserap oleh bumi, sebagian lagi dipantulkan kembali ke udara. Gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari asap kendaraan bermotor, pabrik atau dapur rumah tangga disebut gas rumah kaca. Gas rumah kaca yang berlebihan di udara akan berkumpul membentuk sebuah lapisan yang bening dan tidak berwarna. Lapisan udara tersebut memayungi dan menyelimuti bumi.
Lapisan udara yang mengandung gas rumah kaca memiliki sifat dapat ditembus oleh sinar matahari tetapi tidak dapat memantulkannya kembali ke udara. Dengan demikian sinar matahari yang jatuh kepermukaan bumi akan terperangkap oleh lapisan gas rumah kaca. Sinar matahari yang terperangkan pada lapisan udara akan menaikkan suhu sekitarnya menjadi lebih panas dari biasa. Panas yang dirasakan saat itu adalah seperti ketika berada dalam rumah kaca. Itulah sebabnya disebut efek rumah kaca. (Gambar 3.13)















Dampak efek rumah kaca terhadap kehidupan di muka bumi adalah terjadi peningkatan suhu udara sehingga akan terjadi perubahan iklim dunia. Apa yang terjadi jika suhu bumi menjadi panas?
a.       Es di kutub mencair yang mengakibatkan permukaan laut naik, sehingga daerah pantai dan pulai-pulau kecil dapat tenggelam.
b.      Udara yang terlalu panas tidak baik bagi tanaman, sehingga pertanian akan rusak dan produksi akan berkurang.
2.    Kerusakan Lapisan Ozon Saat ini lapisan ozon sudah menipis, bahkan di atas kutub Selatan sudah membentuk lingkaran yang kosong dan cukup besar. Apakah lapisan ozon? Lapisan ozon berada di lapisan udara stratosfer. Ia memiliki rumus kimia 03, nama latinnya adalah Ozon. Itulah sebabnya dinamakan lapisan ozon. Lapisa ozon merupakan suatu lapisan udara yang memiliki sifat menyerap sinar ultraviolet yang berasal dari matahari. Dengan adanya lapisan ozon sinar ultraviolet tidak semuanya jatuh ke permukaan bumi. Hanya sebagian kecil saja sinar ultraviolet yang sampai ke permukaan bumi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh manusia.
Pengaruh lapisan ozon terhadap kehidupan manusia adalah sebagai berikut:
a.       Bila sinar ultraviolet terlalu banyak jatuh ke permukaan bumi, maka akan membahayakan mahkluk hidup bahkan akan menimbulkan kematian.
b.      Ketika sinar ultraviolet mengenai lapisan Ozon,(Gambar 3.14) maka sebagian besar akan terserap. Hanya sebagian kecil saja yang sampai ke permukaan bumi.
c.       Bila lapisan ozon tidak ada maka sinar ultraviolet sebagian besar akan sampai ke permukaan bumi. Bila hal itu terjadi, maka di permukaan bumi tidak akan ada kehidupan seperti sekarang.
Proses rusaknya lapisan ozon adalah sebagai berikut:;
a.       Lapisan ozon akan bereaksi dengan zat-zat tertentu yang sampai ke lapisan itu. Zat yang bereaksi dengan lapisan ozon itu di antaranya adalah Flourokarbon.
b.      Flourokarbon banyak terdapat pada barang buatan manusia, seperti lemari es, mesin pendingin udara, busa, semprotan minyak wangi, dan semprotan insektisida.
c.       Flourokarbon yang membumbung ke udara akan masuk ke lapisan Ozon. Selanjutnya, Flourokarbon akan mengambil lapisan ozon, sehingga lapisan menjadi berkurang.
d.      Jika hal itu terjadi secara terus menerus, maka lapisan ozon akan rusak. Makin lama akan makin tipis, bahkan mungkin hilang.
Bagaimana jika lapisan ozon menipis? Sudah tentu sinar ultraviolet akan menerobos ke permukaan bumi dalam jumlah yang melebihi ambang batas.
Jika sinar ultraviolet yang berlebihan sampai ke permukaan bumi, maka ia akan mempengaruhi kehidupan manusia antara lain:
1.      Dapat menimbulkan penyakit kanker kulit.
2.      Dapat menimbulkan penyakit katarak mata.
3.      Dapat mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh, sehingga petani sulit bercocok tanam.
4.      Menimbulkan pemanasan global.

3.    Hujan Asam
Hujan asam terjadi akibat dari bercampurnya senyawa sulfat, nitrat, dan oksida dengan air hujan. Senyawa tersebut bereaksi dengan air hujan menghasilkan senyawa asam sulfat, asam nitrat dan asam bikarbonat (Gambar 3.15). Senyawa - senyawa tersebut biasanya dihasilkan oleh industri seperti pengecoran logam, batu bara dan minyak bumi.
Bagaimana dampak hujan asam terhadap kehidupan manusia? di antaranya adalah:
a.       Air dengan keasaman seperti itu dapat merusak tumbuhan.
b.      Menyebabkan karat pada benda logam, merusak marmer, dan beton.
c.       Pada sungai dan danau akan mempengaruhi kehidupan air tawar seperti ikan,plankton, serta biota lainnya.




E. UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Upaya pelestarian lingkungan hidup yang dilakukan di Indonesia mengacu pada Undang-Undang No 23 tahu 1997, yaitu Pelestarian lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan demikian Menggunakan pandangan jangka panjang; untuk merencanakan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang mendukung pembangunan agar secara berlanjut dapat digunakan dan dimanfaatkan.
Selain itu, agar kekayaan sumber daya alam dapat dinikmati oleh generasi saat ini dan juga oleh generasi yang akan datang. Upaya pelestarian yang langsung ditangani, antara lain:
1. Upaya pelestarian hutan
Upaya yang dilakukan, antara lain melalui tata guna lahan, peraturan TPTI (Tebang Pilih Tanam Indonesia), reboisasi, (Gambar 3.16) dan sistem tumpang sari pada pertanian. Salah satu cara reboisasi adalah dengan sistem tumpang sari.
Dalam sistem ini peladang diperbolehkan menanam tanaman pangan di antara larikan pohon dengan perjanjian memelihara pohon hutan yang ditanam. Setelah kira-kira lima tahun, ketika pohon telah menjadi besar, ia harus pindah. Dalam hal ini sering terjadi pelanggaran yaitu dengan mematikan pohon hutan yang ditanam, sehingga tidak jarang lalu terjadi tumpang sari yang menetap.
2. Upaya pelestarian tanah dan sumber daya air
Upaya pelestarian tanah agar tidak terjadi erosi di daerah pegunungan diintensifkan pembuatan terassering. (Gambar 3. 17). Pencegahan masalah air dilakukan dengan cara pencegahan pencemaran, pengamanan pintu-pintu air, pengurangan perusakan air, penyediaan resapan air, dan pengusahaan agar penggunaan air tidak boros. Selain itu, hutan di sekitar sungai, danau, mata air, dan rawa perlu diamankan. Upaya untuk mengurangi pencemaran sungai, diantaranya melalui Program Kali Bersih (Prokasih) terhadap sungai-sungai yang telah tercemar, seperti Sungai Ciliwung, Bengawan Solo, Citarum, dan dan sebagainya.
3. Upaya pelestarian sumber daya udara
Pencegahan dilakukan terhadap pabrik-pabrik dengan melakukan penyaringan terhadap pembuangan gas. Selain itu, penanaman pohon-pohon pembatas jalan raya dan hutan kota sebagai paru-paru kota. Juga diadakan uji emisi buangan gas terhadap kendaraan seperti yang telah di lakukan di Jakarta.
4. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Cara ini selain mengupayakan pelestarian hutan, juga melestarikan beberapa varietas asli tanaman, misalnya pelestarian terhadap padi jenis cianjur, rojolele, solok, dan sebagainya. Selain itu, pencanangan puspa nasional pada bunga melati dan satwa nasional pada komodo, tapir (Gambar 3.18) merupakan upaya untuk melestarikan tanaman dan hewan asli.
Bagaimana kita turut mengupayakan pelestarian lingkungan hidup?
1.      Menghemat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui contohnya adalah menghemat penggunaan minyak dan gas bumi dan batubara.
2.      Menggunakankan alat pendingin udara (AC) dan lemari es yang tidak mengandung freon.
3.      Mengurangi penggunaan busa untuk alas tidur, kursi dan jok mobil.
4.      Tidak menggunakan semprotan untuk minyak wangi dan obat insektisida.
5.      Menggunakan saringan udara pada kendaraan bermotor, pabrik, dan dapur rumah tangga.
6.      Menanam kembali pohon muda untuk menggantikan pohon yang telah ditebang.
7.      Menghemat penggunaan kertas dan pensil, sebaiknya menggunakan kertas yang masih kosong meskipun bekas.
8.      Menggunakan air sehemat mungkin dengan cara jangan sampai keran air terbuka terus hingga air terbuang percuma serta menggunakan air bekas mencuci untuk menyiram tanaman, tidak langsung dibuang.
9.      Memilah-milah sampah menurut jenisnya: sampah organik (daun, sisa makanan, dan kertas) dan sampah an-organik (plastik, botol dan kaleng), sehingga dapat didaur ulang.
F. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
1. Pengertian
Pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup secara bertahap dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki negara secara bijaksana. Sumber daya yang mendukung pembangunan tersebut antara lain:
a.       Sumber daya alam: air, tanah, udara, hutan, kandungan mineral, dan keanekaragaman hayati.
b.      Sumber daya manusia: jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan, keterampilan, dan kebudayaan.
c.       Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: transportasi, komunikasi, teknologi, ilmu pengetahuan, dan rekayasa.
Sumber daya tersebut sifatnya terbatas, sehingga dalam penggunaannya harus secara cermat dan hati-hati. Ketidakcermatan dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki negara dapat menimbulkan masalah-masalah lingkungan seperti:
a.       polusi lingkungan: pencemaran air, tanah, dan udara
b.      permasalahan sumber daya alam: kerusakan hutan, kepunahan hewan dan tumbuhan, serta perluasan lahan kritis.
c.       permasalahan permukiman: sanitasi, pemukiman kumuh, air bersih, dan kesehatan lingkungan.
Hal itu mendorong upaya untuk memadukan antara pembangunan dengan lingkungan, karena lingkungan berfungsi sebagai penopang pembangunan secara berkelanjutan. Jika pembangunan secara terus menerus tidak memperhatikan faktor lingkungan, maka lingkungan hidup akan rusak dan keberlanjutan pembangunan itu sendiri akan terancam.
Jadi apakah pembangunan berkelanjutan itu? Pembangunan berkelanjutan adalah upaya peningkatan kualitas manusia secara bertahap dengan memperhatikan faktor lingkungan. Pada prosesnya, pembangunan ini mengoptimalkan manfaat sumber daya alam, sumber daya manusia, dan iptek dengan menserasikan ketiga komponen tersebut, sehingga dapat berkesinambungan. Pembangunan berkesinambungan ini dikenal dengan pembangunan berkelanjutan, yaitu: pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, efisiensi, dan memperhatikan pemanfaatannya baik untuk generasi masa kini maupun generasi yang akan datang (WCED,1987: 59). Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan global yang dihasilkan oleh KTT Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Di dalamnya terkandung dua gagasan penting, yaitu:
a.       Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup, di sini yang diprioritaskan adalah kebutuhan kaum miskin.
b.      Gagasan keterbatasan, yakni keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa kini maupun masa yang akan datang.
Hal ini berarti, upaya peningkatan kualitas manusia yang dilakukan pada masa ini harus mempertimbangkan juga kualitas manusia pada masa yang akan datang. Dalam memanfaatkan lingkungan sebagai penopang pembangunan harus pula memperhitungkan keterbatasannya, sehingga tidak boleh serakah agar tidak habis pada saat ini. Hal yang penting dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan adalah:
a.       Proses pembangunan hendaknya berlangsung terus menerus dengan ditopang oleh kualitas lingkungan dan manusia yang berkembang secara berkelanjutan.
b.      Lingkungan hidup memiliki keterbatasan sehingga dalam pemanfaatannya akan mengalami pengurangan dan penciutan.
c.       Semakin baik kualitas lingkungan maka semakin baik pula pengaruhnya terhadap kualitas hidup yang tercermin antara lain pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya tingkat kematian.
d.      Penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dilakukan sehemat mungkin dan dicari sumber daya alternatif lainnya, sehingga dapat digunakan selama mungkin.
e.       Pembangunan yang dilakukan memungkinkan meningkatkan kesejaheraan genarasi sekarang tanpa mengurangi kesejahteraan generasi yang akan datang.
2. Ciri-Ciri Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan memiliki karakteristik yang khas yang berbeda dengan pola pembangunan lainnya yang selama ini dilaksanakan. Ciri-ciri tersebut antara lain:
a.    Menjamin pemerataan dan keadilan; strategi pembangunan yang berkelanjutan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan dan faktor produksi, lebih meratanya kesempatan perempuan, dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan.
b.    Menghargai keanekaragaman hayati; keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi tatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan datang.
c.    Menggunakan pendekatan integratif; dengan menggunakan pendekatan integratif, maka keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan dapat dimungkinkan untuk masa kini dan yang akan datang.
d.   Menggunakan pandangan jangka panjang; untuk merencanakan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang mendukung pembangunan agar secara berlanjut dapat digunakan dan dimanfaatkan.
Dari gambaran di atas dapat kita kemukakan bahwa pembangunan berkelanjutan berusaha menyatukan tiga dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup menjadi suatu sinergi dalam meningkatkan kualitas manusia. Dimensi ekonomi dalam pembangunan berkelanjutan tetap memfokuskan kepada pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas serta menyertakan eko-efisiensi di dalamnya. Dimensi sosial mencakup pemberdayaan, peranserta, kebersamaan, mobilitas, identitas kebudayaan, pembinaan kelembagaan, dan pengentasan kemiskinan. Dimensi ekologi itu sendiri bertujuan untuk integritas ekosistem, ramah lingkungan dan hemat sumber daya alam, pelestarian keanekaragaman hayati, dan tanggapan isu global.
LATIHAN
A. Pilih jawaban yang paling benar, dengan memberi tanda silang (x) pada huruf Didepannya
1. Yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah ;
a.  lingkungan dimana tempat para makhluk bisa hidup
b.  lingkungan di luar suatu organisme yng terdiri atas makhluk hidup seperti tumbuhtumbuhan, hewan, dan manusia
c.  lingkungan tempat beinteraksi antara maklhluk manusia dengan habitatnya
d. lingkungan tempat interaksi antara hewan dan tumbuhan pada suatu tempat.
2. Berikut ini yang bukan termasuk komponen autotrofik adalah sebagai berikut;
a. gandum
b. kedelai
c. amuba
d. padi dan jagung
3. Antara unsur-unsur lingkungan hidup satu dengan lainnya saling berhubungan tidak bisa dipisah-pisahkan, merupakan kesatuan fungsi yang dikenal dengan istilah ekosistem. Beriku ini yang tidak termasuk unsur hayati adalah sebagai berikut:
a. Manusia
b. matahari
c. tumbuhan
d. jasad renik
4.  Kerusakan lingkungan hidup bisa terjadi disebabkan oleh proses alam dan disebabkan oleh kegiatan manusia. Berikut ini kerusakan-kerusakan lingkungan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia adalah;
a. banjir bandang
b. tsunami
c. pencemaran air dan tanah
d. pencemaran udara.
5.  Hutan merupakan paru-paru dunia yang dapat mnyeimbangkan oksigen di udara yang dibutuhkan manusia dan binatang. Berikut ini yang diderita akibat kerusakan hutan adalah:
a.Terjadi perubahan iklim, karena pengaturan klimatologisnya tidak berfungsi
b.Terjadi kekeringan, banjir pada musim hujan
c.Timbul lahan kritis di mana-mana tanah menjadi tidak subur
d.Berubahnya berbagai jenis hewan menjadi spesies lain
B. Jawablah dengan singkat
1. Tuliskan efek rumah kaca terhadap kehidupan di muka bumi!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gas rumah kaca!
3. Jelaskan bagaimana terjadinya hujan asam!
4. Jelaskan dampak hujan asam terhadap kehidupan manusia!
5. Bagaimana upaya kita melestarikan tanah dan air?
C. Isilah titik pada tabel berikut dengan jawaban singkat dan jelas! Tulis jawabanmu pada kolom dalam tabel berikut:

DAFTAR PUSTAKA
A., Ritonga. 2001. Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
A.K. Pringgodigdo. 1980. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
Abdulrachmat, Idris. 1997. Pendidikan Kependudukan. Bandung: FKIS IKIP Bandung.
Bemmelen, RW. Van. 1949. The Geology of Indonesia. The Hague: Government Printing Office.
Brown, L.R. 1992. Tantangan Masalah Lingkungan Hidup. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Darmawijaya, Isa. 1990. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: Gajahmada University Press.
Encyclopedia of Lands and Peoples. 1995. Australia: Kingfisher.
Moch. Enoh. 2005. Geografi Regional Indonesia. Unipress –UNESA.
Pollard, Ah, dkk 2004. Demografi. Jakarta. Bina Aksara.
Soerjani, 1990. Lingkungan, Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta: UI Press.
Soeroso, Santoso. 2004. Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan di Indonesia. Jakarta: EGC.
Sumartono, Gatot P. 2005. Hukum Lingkungan Hidup. Jakarta: Sinar Grafika.